Pluto, sang ‘Mantan’ Planet
Beberapa waktu yang lalu, saya sempat heran ketika membaca buku mata pelajaran fisika milik adik saya yang masih SMA. Di situ disebutkan bahwa jumlah planet dalam tata surya kita adalah delapan, yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Saya agak bingung waktu itu. Lho kok cuma delapan? Mana planet yang satu lagi? Sejak saya SD dulu di pelajaran IPA sampai Fisika di SMA, setahu saya (dan semua orang) jumlah planet yang mengitari matahari adalah sembilan planet, yaitu kedelapan plant tadi ditambah Planet Pluto yang berada setelah Planet Neptunus.
Karena penasaran, saya pun mencari tahu ke mana hilangnya Planet Pluto. Dan ternyata…. Planet Pluto sekarang bukanlah sebuah planet, melainkan hanyalah sebuah Planet Katai, atau dalam Bahasa Inggris disebut Dwarf Planet. Apa itu Planet Katai?
Mari kita telusuri sejarah Planet Pluto. Pada tanggal 18 Februari 1930, Planet Pluto ditemukan dan ditetapkan sebagai Planet seperti halnya planet-planet lain yang telah ditemukan. Pada saat itu hanya Plutolah objek luar angkasa yang ditemukan setelah Planet Neptunus. Penetapan Pluto sebagai Planet tidak lepas dari teori yang berkembang saat itu, yang menyatakan bahwa ada Planet setelah Neptunus.
Namun ternyata Pluto bukanlah satu-satunya benda angkasa setelah Neptunus yang beredar mengelilingi Matahari. Ada ribuan, bahkan ratusan ribu benda angkasa lain yang juga seperti Pluto, berada setelah Planet Neptunus dan beredar mengelilingi Matahari. Benda-benda ini adalah Sabuk Kuiper. Status Pluto sebagai {Planet pun kemudian diperdebatkan. Jika Pluto dianggap Planet, seharusnya yang lain disebut Planet juga donk? Harus fair kan?
Akhirnya pada tanggal 24 Agustus 2006, para ilmuwan ‘memecat’ jabatan Pluto sebagai Planet, dan menurunkan jabatannya menjadi ‘Planet Katai’. Ya, dari Planet menjadi Planet Cebol. Kasihan memang. Tapi ‘nasib sial’ Pluto tidak berhenti sampai di situ saja. Pada tanggal 7 September 2006, nama Pluto diganti menjadi 134340. Ya, hanya angka. Nama yang aneh. Kasihan…
Leave a Reply