Api. Ketika mendengar kata ini, mungkin kita langsung membayangkan nyala api lilin yang berwarna kuning, atau api kompor yang berwarna biru. Api memang bermacam warnanya. Ketika kita membakar sampah, api yang muncul umumnya kuning kemerahan. Tapi kadang sampah plastik akan menghasilkan warna biru atau hijau. Mengapa demikian?

Warna api ditentukan oleh paling tidak 2 hal. Yang pertama adalah tingginya suhu api. Menurut suhunya, api bisa dibedakan tingkatannya menurut warna, yaitu api kuning kemerahan, api biru, dan api putih. Api berwarna kuning kemerahan memiliki suhu di bawah 1000 derajat celcius. Api jenis ini adalah yang paling sering kita jumpai. Api berwarna biru memiliki suhu di atasnya, hingga 2000 derajat celcius. Sedangkan api berwarna putih memiliki suhu di atas 2000 derajat celcius.

Tapi mengapa beda suhu beda warna? Pembakaran merupakan reaksi kimia yang membutuhkan oksigen. Semakin sempurna oksigen tereaksi, maka hasilnya api akan semakin sempurna, yang sudah pasti suhu yang dihasilkan pun semakin tinggi. Api yang tidak sempurna akan menghasilkan sisa pembakaran seperti asap, dari yang putih sampai yang hitam. Semakin sempurna pembakaran, maka warna yang dihasilkan pun semakin ‘bersih’.

Faktor kedua yang mempengaruhi warna api adalah dari zat yang terbakar itu sendiri. Bisa dilihat saat kita membakar sampah plastik, warna api yang dihasilkan pun beragam. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kembang api. Warna-warni yang dihasilkan itu bergantung pada komposisi ‘ramuan’ di dalamnya; misalnya sodium menghasilkan warna orange, stronsium klorida menghasilkan warna merah, kalium nitrat menghasilkan warna ungu, boron menghasilkan warna hijau, tembaga menghasilkan warna biru, dan lain sebagainya….

Bagaimana dengan Amaterasu? Api yang dimiliki Klan Uchiha di serial Naruto ini berwarna hitam pekat. dan tak bisa padam. Seperti api neraka saja ya? Nah, karenini hanya cerita fiksi, maka sebaiknya tanya pengarangnya saja 🙂