Leonardo Da Vinci, sang Pemimpi Jenius

Umumnya kita mengenal nama Leonardo Da Vinci sebagai seniman dengan lukisan Monalisa sebagai maha karyanya. Ya, mungkin Da Vinci adalah sosok pelukis paling hebat yang pernah ada. Dalam menggambarkan sosok makhluk hidup, khususnya manusia misalnya, lukisan Da Vinci sangatlah mendetail. Bentuk dan ukurannya tidak asal menorehkan tinta, tapi melalui perhitungan yang tidak main-main. Untuk mengetahui tentang anatomi manusia, Da Vinci tidak segan ‘menggerayangi’ jenazah manusia asli. Begitu cara Da Vinci menelitinya, hingga tidak heran hasil lukisannya tampak begitu hidup. Da Vinci bukan hanya melukis dengan jiwa seninya, tetapi juga dengan kejeniusannya.

Namun tahukah anda bahwa sebenarnya Leonardo Da Vinci bukan hanya seorang pelukis? Leonardo Da Vinci adalah seorang jenius yang serba bisa. Dia adalah seorang seniman, arsitek, ilmuwan, dan penemu. Sebagai seorang seniman pun, Da Vinci tidak hanya berkutat di bidang seni lukis. Da Vinci juga adalah seorang musisi. Sebagai arsitek, Da Vinci merancang bangunan-bangunan yang kelak jasanya juga dipakai oleh Gereja di Roma (Vatikan). Sebagai ilmuwan, Da Vinci menemukan berbagai mesin meskipun kebanyakan hanya berupa rancangan.

Dari berbagai keahlian Da Vinci tersebut, sesungguhnya Da Vinci adalah pemimpi. Dia selalu bermimpi dengan apa yang dilihatnya. Ketika melihat burung terbang, Da Vinci pun bermimpi untuk menciptakan alat yang membuat manusia bisa terbang. Ketika melihat ikan yang bisa menyelam, dia pun berangan untuk menciptakan alat yang bisa membuat manusia bisa bertahan di dalam air. Seperti mimpi pada umumnya, ada yang terwujud setelah diperjuangkan, namun banyak juga yang gagal terwujudkan. Begitu pula dengan mimpi-mimpi Da Vinci. Begitu banyak rancangan Leonardo Da Vinci yang hanya tercapai sebatas rancangan. Kita tahu bahwa pencipta pesawat terbang pertama kali adalah dua orang Wright bersaudara, namun tahukah anda kalau empat ratus tahun sebelumnya Da Vinci sudah merancang alat semacam pesawat terbang itu? Hanya saja rancangannya itu sepertinya tidak berhasil.

Meski kebanyakan dari rancangan-rancangan Da Vinci nyatanya gagal, namun kita patut menghargai mimpi-mimpinya. Perlu dicatat, pada masa Da Vinci ilmu pengetahuan tidak mendapat tempat seperti sekarang di mata masyarakat. Ini tidak lepas dengan perseteruan antara perkembangan sains dengan Gereja. Sudah bukan rahasia lagi bahwa meskipun Da Vinci memberikan karya-karyanya kepada Gereja (termasuk lukisan Perjamuan Terakhir itu), tapi si jenius ini sesungguhnya tidak bersandingan dengan Gereja. Da Vinci pun banyak dihubungkan dengan Illuminati, organisasi misterius namun melegenda yang terkenal sebagai seteru Gereja. Para anggota Illuminati adalah para ilmuwan yang konon mendapat pencerahan.

Dari semua mimpi Da Vinci, kita bisa melihat keberhasilannya dari hasil-hasil karyanya, dan kita bisa melihat kegagalannya dari semua rancangannya yang tidak jadi. Namun semua kegagalan Da Vinci justru menunjukkan betapa luar biasa pemikirannya saat itu. Sekedar berangan-angan adalah hal yang lumrah dan tidak ada hebatnya. Namun ketika (mungkin) menjadi satu-satunya orang yang berangan dan angannya itu di luar kebiasaan, itu yang luar biasa. Bayangkan seandainya rancangan-rancangan Da Vinci semuanya berhasil, mungkin dia bisa menjadi penemu paling hebat sepanjang sejarah di bawah Isaac Newton.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Live Chat

Join the Live Chat