Siapa Sebenarnya Penemu Benua Amerika?
Berbicara tentang siapa penemu Benua Amerika, Australia, atau daratan manapun itu, saya sebenarnya merasa aneh sendiri. Jika ini tentang gaya gravitasi bumi, ini biasa saja karena sebelum Newton memang (paling tidak ya mungkin) belum ada yang menyadari akan gaya tarik bumi terhadap benda-benda di sekitarnya (atau saat itu di atasnya). Tapi Benua Amerika ataupun Australia? Jauh sebelum Columbus datang ke Amerika, orang-orang Indian sudah adem ayem tinggal di sana. Pun begitu dengan suku Aborigin, mereka sudah makan, tidur, pipis, dan mati di daratan Australia jauh sebelum James Cook dilahirkan. Jadi, penemu Benua Amerika yang sebenarnya tentu saja adalah suku Indian dan penemu Benua Australia adalah suku Aborigin. Itupun kalau tidak ada suku lain yang tinggal di sana sebelum mereka.
Tapi yang akan kita bahas di sini bukanlah penemu yang benar-benar penemu pertama. Penemu-penemu Benua Amerika yang ini adalah orang-orang yang bukan penduduk asli daratan dimaksud. Umumnya kita mengetahui Cristopher Columbus sebagai penemu Benua Amerika. Ya, dia adalah penemu Benua Amerika. Tapi apakah benar dia adalah orang yang pertama kali menemukan Benua Amerika? Banyak sumber yang secara langsung ataupun tidak langsung menyangkal hal ini. Bagaimana bisa menyangkal? Karena sumber-sumber ini menceritakan tentang orang/bangsa yang menemukan/menginjak Benua Amerika sebelum Cristopher Columbus.
Leif Eriksson
Orang Eropa, lebih tepatnya orang Skandinavia (Viking) yang pertama mendarat di Amerika adalah Leif Eriksson, nama lainnya yang populer Erickson, Ericson, Erikson, Ericsson, atau Eiriksson. Ayahnya, Erik the Read adalah orang yang menemukan perkampungan Eropa di Greenland setelah diasingkan dari Islandia karena membunuh tetangga sekitar tahun 985. Eriksson diperkirakan lahir di ISlandia tahun 970 dan menghabiskan masa kecilnya di tempat terasing, Greenland. Sekitar tahun 1000, Eriksson berlayar menuju tanah leluhurnya, Norwegia. Di sana, King Olaf I Tryggvason mengajak Eriksson memeluk agama Kristen dan meninggalkan agama pagan orang-orang Greenland. Ibunya pun ikut memeluk agama Kristen dan mendirikan gereja pertama di Greenland.
Legenda Islandia mengatakan bahwa Eriksson melakukan pelayaran ke Dunia Baru sekitar tahun 1000. Cerita ini dituturkan dari mulut ke mulut hingga mulai ditulis pada abad 12-13. Ada dua versi cerita mengenai hal ini. Kisah pertanma, Saga of Erik the Red mengatakan bahwa Eriksson terpesat saat kembali dari Norwegia ke Greenland. Tetapi menurut cerita kedua, The Saga of The Greenland, perjalanan Eriksson ke Dunia Baru bukanlah sebuah kebetulan. Perjalanan ini memang terencana setelah Eriksson mendengar tentang suatu daratan asing di barat dari seorang pedagang Islandia, Bjarni Herjolfsson.
Laksamana Zheng
Sejarawan Inggris, Gavin Menzies, mengklaim bahwa “orang China sudah berlayar ke Dunia Baru sejak zaman dulu mengarungi Samudera Pasifik” dan Laksamana Zheng sudah mengarungi Amerika Selatan sebelum Columbus. Dalam bukunya Who Discovered America?, Menzies merujuk pada salinan peta yang digambar oleh laksamana china, Zheng He, yang menunjukkan beberapa detail tentang Dunia Baru, yang sepertinya dibuat saat dia melakukan pelayaran ke Dunia Baru tahun 1421, lebih dari 7 dekade sebelum Columbus.
Menzies juga menyatakan bahwa penduduk pertama belahan bumi barat tidak datang melalui daratan dari Selat Bering, tapi dari jalan di mana para palaut China yang pertama kali mengarungi Samudera Pasifik dahulu kala.Tes DNA modern membuktikan bahwa suku Indian dan suku lain yang merupakan penduduk asli Benua Amerika merupakan keturunan orang Asia. Menzies juga menuliskan dalam bukunya bahwa Zheng He berlayar mengitari ujung Amerika Selatan, melewati Selat Megellan, mengitari Gulf of Mexico dan Missisipi dan meninggalkan koloni di sana. Tetapi yang perlu dicatat, Teori Menzies ini tidak diterima oleh para akademisi.
Al Biruni
Berdasarkan peneliti dan penulis S. Frederick Starr, Abu Raihan al-Biruni (973-1048), seorang yang berasal dari Asia Tengah, sudah menemukan Benua Amerika 500 tahun sebelum Columbus. Biruni, seorang ilmuwan matematika, astronomi, mineralogi, geografi, kartografi, geometri and trigonometri, mempelajari Yunani Kuno, Indian, Arab, dan Asia Tengah dan kemudian menjelma menjadi seorang dengan teknologi dan metode yang komplit.
Masih menurut S. Frederick Starr, Biruni mengukur keliling bumi dengan keakuratan hanya berbeda 10,44 mile dibandingkan penghitungan modern. Dia menuliskan penelitian seumur hidupnya dalam buku Codex Masudicus, yang meringkas semua hal yang diketahui saat itu tentang astronomi dan yang berkenaan dengan itu. Di sini dia berbicara tentang kemungkinan bahwa matahari tidak berputar dan bumilah yang mengelilingi matahari dan juga tentang hipotesis akan keberadaan Amerika Utara dan Amerika Selatan. Biruni mengatakan bahwa di suatu tempat di antara Eropa dan Asia pasti ada daratan luas atau benua yang belum ditemukan. Daratan itu pasti berada di antara Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik, dan nyatanya memang ada.
Setelah penemuannya akan benua baru ini, apakah Al Biruni selanjutnya benar-benar menemukan Benua Amerika? Tidak. Dia adalah penemu yang kelihatannya tidak lebih hebat dari Columbus maupun pelaut lainnya, namun justru sebenarnya lebih hebat dari mereka semua. Lebih dari itu, justru proses penemuannya itu jauh lebih hebat dibandingkan penemuan itu sendiri. Penemuan ini bukan hasil dari penelitian asal-asalan, tetapi melalui pengumpulan dan perhitungan data yang rumit dan baru bisa diterima dan diaplikasikan lima abad kemudian. Jika ingin membandingkan, perhitungan adanya benua di sebelah barat Atlantik adalah sama halnya dengan perhitungan ilmuwan saat ini tentang adanya Planet Nine, belum ditemukan tapi sudah pasti ada. Biruni memang tidak menemukan wujud Benua Amerika, namun dia yang menemukan eksistensinya jauh sebelum orang lain menemukannya.
John Cabot
Zuan Chabotto (1450-1499) adalah seorang pelaut dan penjelajah dari Venesia yang dalam dunia Anglophone dikenal sebagai John Cabot. Sarjana Inggris, Alwyn Ruddock adalah orang yang pertama kali mengemukakan bahwa Cabot sudah ke Amerika Utara setahun sebelum Columbus.
Dalam penelitiannya, Ruddock menemukan sebuah surat yang ditulis tahun 1498 yang ditujukan untuk Columbus dari seorang pedagang Inggris bernama John Day. Dalam suratnya, “kemungkinan pasti” kalau daratan Amerika Utara, yang pernah didatangi Cabot setahun sebelumnya, sudah ‘ditemukan sebelumnya’ oleh pelaut dari Pelabuhan Bristol (yang merupakan kampung halaman Ruddock). Lebih lanjut dikatakan bahwa Ruddock menemukan bukti lain kalau orang-orang Inggris sudah mencapai Amerika tahun 1470.
Referensi:
http://www.historytoday.com, http://www.history.com, http://www.dawn.com
Leave a Reply