Kulihat Ibu Pertiwi, Lagu Penuh Makna yang Ternyata Jiplakan
Kulihat Ibu Pertiwi
sedang bersusah hati…
Air matanya berlinang,
mas intannya terkenang…
Sebait lirik di atas pastilah sangat akrab di telinga kita orang Indonesia. Itu adalah lirik lagu Ibu Pertiwi, salah satu lagu wajib nasional negara kita, Indonesia. Namun, benarkah lagu ini adalah hasil karya anak bangsa, orang Indonesia. Dan benarkah lagu ini merupakan murni ciptaannya?
Beberapa bulan yang lalu saat menonton film Agatha and The Truth of Murderer, saya sempat mendengar lagu yang liriknya begini..
When this bloody war is over
No more soldiering for me…
When I get my civvy clothes on
Oh, how happy I shall be…
Saya langsung heran karena merasa sangat akrab dengan lagu itu. Ya, lagu itu bernada sama persis dengan lagu Ibu Pertiwi, hanya saja liriknya dalam Bahasa Inggris dan berbeda makna. Lagu ini mengisahkan tentang kejenuhan seseorang akan perang yang sedang berkecamuk dan merindukan kedamaian.
Bagaimana bisa lagu Ibu Pertiwi dinyanyikan dengan lirik lain dan dalam Bahasa Inggris? Itu yang membuat saya heran. Dan yang lebih mengherankan adalah film Agatha and The Truth of Murderer ini berlatar waktu tahun 1926, yang tentu saja sudah sangat lama, sebelum Indonesia merdeka.
Lalu sebenarnya, lagu manakah yang orisinil dan manakah yang menjiplak? Ya, seperti yang sudah kita duga, ternyata lagu Ibu Pertiwi yang selama ini kita kenal dan nyanyikan bukanlah lagu aslinya. Lalu apa itu berarti lagu yang satunya tadi lah yang asli?
Versi asli dari lagu ini adalah lagu gereja yang berjudul What A Friend We Have in Jesus yang lirik dibuat dalam bentuk puisi pada tahun 1885 oleh Joseph M. Scriven selama berada di Kanada untuk ibunya yang tinggal di Irlandia. Nada lagunya sendiri diciptakan oleh Charles Crozat Converse tahun 1868.
Di beberapa negara lagu ini diadopsi dan diganti liriknya, termasuk di Indonesia menjadi lagu Ibu Pertiwi yang kita kenal. Di gereja, lagu ini juga dinyanyikan dengan judul Yesus Kawan yang Sejati. Bahkan lagu ini dinyanyikan dalam lirik Bahasa Batak yang sering saya dengar ketika teman-teman memainkannya (dan saya tidak tahu artinya, hehe..). Negara lain yang mengadopsi lagu ini adalah Jepang dan India.
Lalu bagaimana dengan lirik When this bloody war is over tadi? Pada masa Perang Dunia I, lagu ini sering dengan lirik tersebut, sangat sesuai dengan keadaan saat itu. Pada tahun 1969, satu film berjudul Oh, What A Lovely War memuat lagu ini dengan judul When This Lousy War Is Over.
Leave a Reply